UBSI Gelar Webinar Optimalisasi Peran Pustakawan Dalam Meningkatkan Eksistensi Perpustakaan

Peran perpustakaan sebagai pusat informasi sampai dengan saat ini dirasa masih relefan ditengah derasnya arus teknologi digital, perpustakaan pun mulai berbenah beradaptasi menghadapi perubahan jaman. Munculnya perpustakaan digital sebagai bentuk eksistensi dari perpustakaan agar tetap menjadi sumber referensi bagi para pencari informasi.

Hal inilah yang mendorong Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) melalui Divisi Perpustakaan menyelenggarakan webinar yang bertema “Pentingnya Kolaborasi Dan Inovasi Dalam Peningkatan Potensi Perpustakaan”, Rabu (15/9/2021) melalui media zoom meeting.  Lebih dari 400 peserta yang hadir pada webinar ini berasal dari berbagai kalangan diantaranya akademisi, pustakawan, praktisi, KOMINFO, serta perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia.

Tujuan diadakannya webinar ini guna mencari bentuk kolaborasi diantara pustakawan-pustakawan yang tersebar di daerah-daerah sehingga mampu menciptakan inovasi baru, seperti yang disampaikan Rektor UBSI Dr. Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom, M.Pd dalam sambutannya.

“Pentingnya peran Pustakawan dalam kolaborasi terkait dengan pihak yang dapat meningkatkan eksistensi perpustakaan. Selain bisa membuat inovasi baru diharapkan pustakawan dapat melakukan perannya sebagaimana dengan fungsi perpustakaan perguruan tinggi”, ungkapnya

Tampil sebagai narasumber pada webinar ini Dr. Wiji Suwarno, S.Pd.I., S.IPI, M.Hum Ketua FPPTI Jawa Tengah sekaligus Kepala Perpustakaan IAIN Salatiga, Sedi Priagusman, S.Kom  perwakilan KOMINFO dan Ahmad Setiadi, M.Kom motivator dan kaprodi Rekayasa Perangkat Lunak UBSI.

Sedi Priagusman mengatakan peran pustakawan saat ini harus menerapkan pengelolaan perpustakaan berbasis digital terutama pada pengolahan dokumen-dokumen digital.

“Untuk itulah perlunya kolaborasi dan inovasi untuk perpustakaan di era digital library dan literasi digital. Seperti saat ini pemerintah melalui KOMINFO menghadirkan literasidigital.id sebagai media untuk menumbuhkan minat literasi digital pada masyarakat”, ujar Sedi.

Wiji Suwarno menggarisbawahi bahwa inovasi merupakan pengembangan dan implementasi ide-ide baru oleh orang-orang yang dari waktu ke waktu terlibat dalam transaksi dengan orang lain dalam tatanan kelembagaan. Dan berfokus pada empat faktor dasar seperti ide baru, orang, transaksi, dan konteks kelembagaan.

“Terdapat empat poin utama mengapa kita harus berinovasi. Pertama mengimplementasikan ide, kedua menjaga ritme pekerjaan, ketiga menghindari kejenuhan bekerja, dan yang keempat melangsungkan eksitensi organisasi”, tutur Wiji

Sedangkan narasumber Ahmad Setiadi mengajak peserta webinar untuk melihat transformasi perpustakaan dulu dan perpustakaan yang akan datang. Menurutnya perpustakaan harus mampu menampung peluang baru dengan menambah nilai perpustakaan itu sendiri, mampu mengikuti arus perkembangan, ekspansi, dan inovasi sehingga menarik untuk dikunjungi.

“Seorang pustakawan itu dituntut untuk dapat berfikir inovatif, kreatif serta cerdas, karena pustakawan merupakan manajer informasi dan pengetahuan the thinking search engine. Dalam memberikan layanan terbaik kepada pemustaka”, ujar ahmad Setiadi

Webinar juga diisi dengan sesi tanya jawab yang dikuti oleh seluruh peserta dan di tutup dengan sesi foto bersama. UBSI melalui jejaring pustakawannya selalu komitmen dalam mengembangkan dan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna. (nvd)